Kamis, 17 Mei 2012

Merdekakah Kita? (Refleksi Bangsa yang Aneh)




inikah yang sesuai budaya bangsa? polisi ikut nonton.
Apakah definisi dari kata merdeka
Di jaman penuh tabrakan kepentingan berbeda
Saat arus informasi publik telah terpotong
Oleh belenggu hukum penguasa yang meneropong
Ke dalam privasi cari sindikasi
Dan melukai kemerdekaan teriritasi

Indikasi sikap menghambat laju kemajuan
Ataukah penguasa mencari pengakuan
Korbankan jalur sukses sektor berbagai bidang
Banyak pihak jadi pincang melangkah timpang
Menganggap kami bodoh tak bisa membedakan

Konsekuensi akan informasi tak mengenakkan
Di dunia maya dan dunia politik di depan mata
Elit penguasa dengan manuver mencari nama

Bersikap bagaikan bocah puber menjadi sama
Mengesahkan kekang informasi sambil tertidur

Menganggap tugas wakil rakyat seperti libur
Korosi oleh korupsi saja tak terurusi
Mau mengatur laju sukses banyak institusi
Sementara banyak hal penting yang tak terjamah
Sejak jaman kemerdekaan hal hal yang sama
Kemiskinan, pendidikan, kesehatan

Kesempatan pun dirusak dengan kenekatan
Maling teriak maling, tak melihat situasi
Mewakilkan rakyatnya dengan ngorok di kursi
Kita tak bodoh, bangsa kita berakal budi
Dianggap tak bisa filter informasi, aku tak sudi.

Begitulah lirik lagu yang dinyanyikan oleh Saykoji, saat ini saya menjadi sadar ternyata benar apa yang dikatakan oleh om Syakoji. Para penguasa menganggap dirinya paling pintar dan rakyat ini bodoh, tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Akibatnya mereka mau mengatur segala sisi kehidupan rakyatnya. Dimanakah arti kata merdeka, jika rakyat terus begini? Jika dicermati sesungguhnya para penguasalah yang bodoh, yang terlalu takut dan paranoid menerima informasi dan budaya baru yang masuk, mereka takut zona aman mereka terusik oleh peradaban baru yang bisa membuat masyarakat tambah pintar. Sungguh sangat tragis rasanya melihat manuver para elit yang mencari nama dengan taktik busuk yang tidak intelektual, dan numpang tenar dalam kehebohan dunia.
Jika kita telaah dan pelajari peristiwa akhir-akhir ini ada banyak pernyataan atau tindakan para pemimpin dan intelektual yang bagi saya menunjukkan kebodohannya. Pertama, beberapa waktu silam, ada pejabat yang mengacungkan jari tengah ketika jumpa pers, ketika ditanya kenapa? Ia menjawab tidak tahu, hanya mengikuti tren anak band, hahaha… kebodohan yang dipertontonkan, pak kalau mau gaul belajar dulu yang banyak jangan asala jiblak aja, nanti buntung jadinya.
Ada lagi peristiwa yang sangat menghebohkan, kelompok tertentu menolak orang lain karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. Kita tidak pernah berpikir untuk berdiskusi memberi koreksi pada ajaran atau aliran yang dianggap salah. Kita hanya menolak dan terus menolak. Bagi saya, ini salah satu perilaku buruk dari bangsa yang dikuasai oleh orang berpengaruh berotak jongkok. Suatu ajaran yang dianggap salah dan terus ditolak justru membuat ia terus bertumbuh subur, sebab semakin ditolak semakin menimbulkan kehebohan, sehingga membuat rakyat yang sebelumnya tenang-tenang saja menjadi penasaran lalu ikut dalam kehebohan yang bodoh dan tidak produktif.
Peristiwa teranyar, konser Lady Gaga di Jakarta dibatalkan karena tidak sesuai dengan budaya bangsa. Begitu kata orang-orang pintar di tv. Penampilan Lady Gaga sangat seronok sehingga tidak pantas ditonton oleh rakyat Indonesia. Apa benar demikian? Ya benar… terima kepada pemimpin yang mau melindungi rakyatnya. Tetapi harus diketahui bahwa bangsa ini tidak bodoh. Kami rakyat Indonesia bisa memilih mana yang bisa ditiru mana yang tidak, kami paham tentang filter informasi. Bicara tentang seronok, jauh sebelum Lady Gaga rencana datang ke Jakarta, sudah banyak pertunjukkan-pertunjukkan seronok yang dipertontonkan kepada masyarakat, contohnya dangdut koplo di daerah-daerah yang katanya religius. Parahnya tontonan ini gratis dan ditonton juga oleh anak balita.
Jadi pendapat saya tentang kehebohan penolakan terhadap kedatangan Lady Gaga, hanya politik numpang eksis para elit. Sebab kalau mau melindungi rakyat dari tontonan yang tidak pantas, kenapa dangdut koplo tidak ditolak juga?

Ini hanya sebuah buah refleksi saya terhadap peristiwa-peristiwa yang ditimbulkan oleh para penguasa bangsa yang aneh.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar