Kamis, 01 September 2011

Perilaku belajar

Perilaku belajar setiap orang berbeda-beda, tergantung faktor-faktor yang melatabelakanginya. Oleh karena bentuk belajar yang sama tidak mungkin dapat diterapkan kepada siswa yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan kecakapan seorang guru untuk memilih bentuk belajar yang tepat untuk setiap siswa.
David P. Ausubel dan Floyd G. Robinson (Sukmadinata, 2009:183) mengemukakan empat proses belajar mengajar, yaitu: belajar menerima (reception learning), belajar menemukan (discovery learning), belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar menghafal (rote learning).
1. Belajar Menerima (reception learning)
Proses belajar menerima berpusat pada guru, bahan pelajaran disusun, disiapkan dalam bentuk jadi serta disampaikan oleh guru. Siswa hanya berperan pasif, menerima, menghafal, memahami, mengerjakan latihan-latihan, serta berusaha menggunakan pengetahuan yang diberikan oleh guru. Metode ini paling lazim digunakan di Indonesia yaitu metode ceramah. Metode belajar menerima sejalan dengan beberapa model gaya respon. Ada beberapa macam gaya respon pelajar yang dibagi dalam 8 kelompok. Ada 3 kelompok pelajar memiliki respon menerima (Bdk: Nasution, 1995: 101-104) yaitu:
a) Pelajar yang penurut, pelajar yang tergolong baik, tunduk pada otoritas, disiplin, mengikuti apa saja yang disuruh oleh guru. Mereka tidak begitu inovatif atau kreatif, tidak mempunyai intelegensi yang tinggi.
b) Pelajar yang tidak dapat berdiri sendiri, sangat bergantung pada guru untuk membantu mereka dalam belajar. Mereka kurang yakin dengan intelegensi yang dimiliki.
c) Pelajar pendiam, Mereka merasa dirinya tak mampu dan tak berkuasa. Guru dipandang sebagai ancaman terhadap identitas dirinya, disaat yang sama mereka rindu akan perhatian dari guru. Mereka takut akan kegagalan dan karena itu mereka selalu tutup mulut.
2. Belajar Menemukan (discovery learning)
Belajar menemukan, mengutamakan aktivitas siswa. Strategi dari belajar menemukan menekankan pada proses. Pada bentuk ini guru hanya menyajikan sesedikit mungkin bahan ajar, disertai pertanyaan-pertanyaan penuntun dengan jawaban tertutup.
Discovery learning menuntut kemandirian, kepercayaan kepada diri sendiri, dan kebiasaan bertindak sebagai subjek. Adapun keunggulan dari discovery learning (Sukmadinata, 2009: 184) yaitu:
a) Penyampai bahan menggunakan kegiatan dan pengalaman-pengalaman langsung dan konkret;
b) Strategi belajar realistis dan bermakna;
c) Model belajar berupa pemecahan masalah;
d) Banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat.
Beberapa pernyataan atau anggapan berkenaan dengan strategi belajar-mengajar discovery learning (Sukmadinata, 2009: 185-186) yaitu:
a) Semua pengetahuan nyata adalah hasil dari penemuan nyata;
b) Makna atau arti dari sesuatu diperoleh dari hasil temuan non verbal;
c) Kemampuan memecahkan masalah segabai tujuan utama dari pendidikan;
d) Setiap anak adalah pemikir kreatif;
e) Yang diperlukan siswa adalah situasi demokratis, dimana siswa bebas mencari dan menemukan sendiri;
f) Mendorong siswa menjadi seorang konstruksionis, dan pengorganisasi pengetahuan yang diketemukan;
g) Membangkitkan dan membentuk keyakinan kepada diri sendiri;
h) Sumber utama motivasi intrisik.
Teori belajar bebas yang di kemukan oleh Carl R. Rogers (Nasution, 1995:80-92) dapat diterapkan dalam discover learning. Belajar bebas mengutamakan perkembangan pribadi anak didik menjadi manusia yang bebas, berani, menuruti keinginan dan pilihan. Sikap yang perlukan dari peserta didik ialah kemandirian, kooperatif, kompetitif dan rasional.
3. Belajar Bermakna (meaningful learning)
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata(2009:188), dalam belajar bermakna ada dua hal yang penting, pertama bahan yang dipelajari, yang kedua adalah struktur kognitif yang ada pada individu. Bahan yang hendak dipelajari harus bermakna, memiliki struktur dan organisasi yang jelas. Struktur kognitif berkaitan dengan jumlah, kualitas, kejelasan dan pengorganisasian dari pengetahuan yang telah dikuasai oleh individu.
Beberapa bentuk belajar bermakna:
a) Belajar represensasional, merupakan proses belajar untuk mendapatkan makna dari symbol-simbol.
b) Belajar konsep, konsep merupakan gagasan logis karena pemahaman akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. Dengan demikian konsep memiiki makna logis.
c) Belaja proposisi, proposisi merupakan ungkapan yang menjelaskan hubaungan antara dua atau lebih konsep.
d) Belajar diskaveri.
4. Belajar Menghafal (rote learning)
Pada belajar menghafal, siswa berusaha untuk menerima dan menguasai materi yang diberikan oleh guru dengan membaca tanpa memaknai.
Berikut ini alas an siswa menyenangi cara menghafal:
a) Cara menghafal adalah cara belajar paling sederhana
b) Adanya kecemasan tidak mampu menguasai bahan
c) Adanya tekanan pada proses belajar
d) Karena kebiasaan.
Konsekuensi dari menghafal ialah bahan yang telah dipelajari sangat cepat untuk terlupakan.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar