Jumat, 10 Februari 2012

My Father is Superman

Mungkin kedengarannya berlebihan jika saya menyebut ayah saya seorang superman. Bagi ku mungkin itulah predikat yang cocok baginya, kalau ada yang lebih dari superman saya akan menggantinya dengan yang lebih tersebut. Dia bukan seorang superhero seperti di film-film, dia hanya seorang petani biasa yang melakukan hal luar biasa. Pendidikan yang kecil (tidak tamat SD) tidak menjadi halangan baginya untuk berusaha menjadi besar. Mungkin anda bertanya-tanya pekerjaan apa yang membuat ia begitu besar bagi saya? Ia mengubah lahan pertaniannya menjadi lahan penghijauan, mungkin kelihatannya sangat simple, tetapi prosesnya menjadi hijaunya yang mengundang decak kagum.

Sumur sedalam 20 meter
Perlu diketahui bahwa lahan penghijauannya terletak diatas perbukitan yang jauh dari sumber air. Pada awalnya wilayah tersebut merupakan wilayah penggambalaan ternak warga sekitar yang kering dan gersang. Pada bulan agustus tahun 2000 kami mendirikan rumah di tempat tersebut, dan satu-satunya bangunan di situ. Orang lain mungkin enggan untuk tinggal di tempat tersebut karena jarak sumber air yang cukup jauh. Untuk memudahkan peroleh air bersih dibuatlah sebuah sumur gali sedalam 20 meter. Tanah sekitar rumah kami merupakan lahan tidur yang terbengkalai. Memang naluri seorang petani sulit diprediksi, pada musim hujan kala itu kami mulai memagari lahan sekitar rumah untuk dijadikan lahan tadah hujan. Selama beberapa musim penghujan lahan tersebut hanya digunakan untuk menanam kacang dan jagung. Seiring berjalannya waktu musim penghujan mulai tak menentu, dan gagal panen pun datang menghampiri. Dan terpaksa kembali bertani di daerah sekitar aliran sungai.

Kira-kira pertengahan tahun 2006, karena hawa yang sangat panas di daerah tersebut, mulailah di tanam beberapa pohon di sekitar sumur untuk mengurangi panas. Ada kenalan dari Sumba Barat yang kebetulan melihat tanaman yang ada, ia membawakan 1 kantong kresek kecil biji-biji mahoni. Biji-biji mahoni tersebut semai dan ditanam di sekitar rumah. Inilah awal ketertarikan ayah saya pada usaha penghijauan. Mulai saat itu ia memesan biji-biji mahoni, gamalina, jati dari Sumba Barat yang dibarter dengan anjing maklum tidak ada uang. Usaha tersebut terus ia kembangkan sampai pada akhir 2011 lahan yang ia sudah gunakan sudah mencapai 4 ha (kurang lebih). Orang pasti kembali bertanya dari mana ia memperoleh air untuk menyirami tanama-tanaman tersebut? INILAH SUPERNYA...!!!
katrol pengerek
Air unuk menyirami tanaman-tanaman tersebut diperoleh dari sumur gali di dekat rumah. Tidak dengan bantuan mesin ia mengambil air, ia mengambil dari sumur dengan tenaga sendiri dan didorong niat yang super. Air dari sumur ia tarik dengan bantuan katrol dan ember lalu dikait ke pohon lalu ia kembali mengambil air, cara ini susah untuk anda bayangkan. Kemudian air tersebut pikul (bhs Kambera: Doku ditu) dan disiramkan ke setiap pohon. Pekerjaan ini ia lakukan setiap subuh-pagi hari dan sore hari-magrip (untuk menghindari panas terik).

Syukur alhamdullilah, segala usaha dan kerja keras berbuah manis. Daerah yang dulunya hanya lahan tidur kini telah hijau. Pujian dan ungkapan kekaguman kepadanya kini berdatangan dari kerabat dan orang yang kebetulan lewat. Mereka mengaku heran, bagaimana mungkin daerah yang dulunya kering kini menjadi hijau. Dan puncak pada tahun 2011 entah yang mendaftarkan ke BLH Sumba Timur, ia dinobatkan sebagai juara I Lomba Pelestarian Lingkungan Hidup Se-Kabupaten Sumba Timur oleh BLH Sumba Timur.
Piagam Perhargaan
Baginya pujian dan penghargaan bukan tujuan ingin ia capai, itu semua hanya efek samping, Melihat pekarangan rumah yang hijau merupakan kebahagian tiada tara dan kedamaian yang paling lembut. Itulah yang membuatnya tidak berpuas diri dengan pencapaian yang diperoleh, ia terus mengembangkan usahanya dengan menambah lahan baru seluas 4 ha (kurang lebih) pada tahun 2012 ini. Karena usia yang makin menua, ia tidak terlalu kuat lagi untuk memikul air dengan jarak yang semakin jauh, untuk itu penaman hanya dilakukan di musin penghujan. Sambil mencari penghasilan lain untuk memiliki mesin pompa air.

Media tanam dari BarKas

Bagi ayah saya, niat yang kuat adalah kunci suksesnya, dengan niat yang kuat raga yang kecil dan lemah menjadi bersemangat. Memulai suatu usaha ia tidak pernah ia membuat rencana besar dan panjang, pokok apa yang ingin ia lakukan ia memikirkannya malam hari, dan pagi ia kerjakan. Jadi kita tidak tahu apa yang akan ia kerja esok hari. Selama mengguluti ia tidak pernah menggunakan dana yang besar, sebab apa yang ada di depan itulah yang ia gunakan.
Baginya Hambatan bukanlah halangan, seseorang pernah berkata padanya, "Tempat ini pasti akan lebih hijau kalau dekat air", tetapi ia menjawab "Kalau dekat air tidak akan sehijau ini, karena saya akan urus mandi dan bersih-bersih, siapa lagi yang urus yang kotor-kotor, kalau tidak percaya lihat saja daerah yang dekat dengan air".
Usaha penghijauan merupakan upaya untuk memberi jaminan anak-anaknya kelak, ia mengatakan "saya tidak punya harta untuk diwariskan, jadi ini sebagai rekening hidup untuk anak-anak, jangan pernah jual tanah yang kamu miliki, karena menjal tanah sama hal menjual periuk nasi"



Yang saya ceritakan disini merupakan pengalaman saya bersama ayah saya, dan yang saya ketahui tetang dia melalui sharing sebelum tidur malam ketika saya pulang libur beberapa waktu yang lalu.

Profil
Nama : Mehang Potinggata
Alamat: Jl. Waingapu-Napu Km.33, Desa Mondu, kec. Kanatang, Kab. Sumba Timur - NTT.
Pendidikan: Tidak tamat SD
Pekerjaan: Petani

Oleh: Matius Marambi Ng.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar