Hari ini ditetapkan oleh PBB sebagai hari Malala, sebuah perayaan khusus bagi seorang gadis yang kini berusia 16 tahun, dan bertahun-tahun dikenal sebagai pejuang hak-hak pendidikan bagi anak-anak perempuan, khususnya di Pakistan, melawan kaum Taliban.
Malala Yousafsai menulis sejak berusia 11 tahun, sebagai penulis anonim di blog BBC, yang menuturkan pergulatan seorang anak perempuan di tengah deru peperangan dan secara khusus hak-hak anak perempuan untuk mendapat pendidikan di Pakistan.
Gadis ini lahir 12 Juli 1997 dan tumbuh di kota Mingoria, Distrik Swat, Provinsi Pakhtunkwa Pakistan, sebuah daerah yang bergunung-gunung, subur, dan hijau, namun menjelma menjadi kawasan penuh darah sejak dikuasai oleh Taliban. Malala tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi intelektualitas. Ayahnya, Ziauddin Yousafzai adalah seorang sastrawan, aktivis pendidikan, sekaligus pemilik sekolah tempat Malala belajar ketika ia belum menghadapi ancaman kematian. Ia mengelola jaringan Sekolah Khushal, nama yang diambil dari seorang sastrawan Pashtun, Khushal Khan Khattak. Ayahnyalah yang memperkenalkan Malala pada wawasan hidup yang luas, dan mengajak Malala untuk berani tampil menyuarakan hak-haknya baik melalui tulisan maupun pidato.
Pada tahun 2009 Taliban menguasai lembah Swat tempat Malala tinggal, dan mulailah masa kelam bagi penduduk asli yang telah berabad-abad berdiam di situ. 15 Januari 2009 Taliban melarang anak-anak perempuan bersekolah. Mereka membakar ratusan sekolah dan tak segan-segan membunuh bila diperlukan.
Ketika BBC mencoba mencari suara lain, melalui reporter Abdul Hai Kakkar, sampailah mereka pada Malala dan ayahnya, sebuah suara dari anak perempuan di tengah gemuruh peperangan. Tiga Januari 2009, tulisan Malala pertama kali muncul di Blog BBC Urdu. Tak lama kemudian New York Times membuat film dokumenter tentang Malala. Tulisan-tulisan dan film dokumenter ini mengantar Malala dikenal secara nasional. Identitasnya pun kemudian diketahui, dan Malala sering berbicara di berbagai forum untuk memperjuangkan hak-hak anak perempuan akan pendidikan. Ia ingin menjadi politisi dan aktivis sosial membela mereka yang lemah dan tertindas. Ia aktif terlibat di beragai kampanye dan gerakan yang memperjuangkan anak-anak di Pakistan. Pada bulan Oktober 2011, Desmond Tutu menominasikan Malala dalam the International Children's Peace Prize. Ia menjadi pemenang Pakistan's first National Youth Peace Prize pada Desember 2011. Pada 2 Januari 2012, namanya dipakai sebagai nama sekolah di Pakistan : Malala Yousafzai Government Girls Secondary School.
Keaktifan Malala mulai membuat pihak Taliban gerah. Malala berkali-kali mendapat ancaman dalam berbagai bentuk. Tanggal 9 Oktober 2012, sewaktu Malala dan dua sahabatnya, Kainat Riaz dan Shazia Ramzan, sedang menaiki bus sepulah ujian di lembah Swat, seorang laki-laki bertopeng menaiki bus, dan menembakkan senjatanya.
Malala dan dua rekannya selamat. Ia dirawat di rumah sakit militer di Peshawar untuk mengangkat peluru, dan mengoperasi kepala sebelah kirinya yang terluka. Taliban menyatakan diri bertanggung jawab atas penyerangan ini. Malala dibawa ke Rawalpindi. Seluruh dunia menawarkan diri kesediaan dan bantuan untuk merawat Malala. Malala kemudian dibawah ke Inggris untuk dirawat lebih jauh mengingat peluru menyerempet otak sebelah kirinya. 17 Oktober Malala sadar dari komanya. Malala membutuhkan beberapa bulan untuk pemulihan kondisinya.
Seluruh dunia bergerak karena Malala. Dari Madonna, Angelina Jolie, hingga Obama dan sekjen PBB. Pada 15 Oktober 2012, Gordon Brown, mantan Perdana menteri Inggris, yang saat ini menjabat sebagai Utusan Khusus PBB untuk pendidikan Global meluncurkan petisi dan kampanye untuk mendukung apa yang diperjuangkan Malala dengan slogan "I am Malala".
Malala tanpa henti terus bergerak, bersama para sahabatnya, selepas dari RS Malala menyerukan Dana Pendidikan Malala untuk pendidikan anak perempuan di Swat. Ia mendapat sederet panjang penghargaan bagi perjuangan tanpanya. Malala bahkan menjadi kandidat Nobel perdamaian termuda di dunia.
Hari ini 12 Juli 2013, di hari ulang tahunnya ke-16, Malala Yousefzai berpidato di hadapan 500 anak muda di PBB. Malala berkata : “Mari mengangkat buku dan pena kita. Mereka adalah senjata yang paling hebat. Satu anak, satu guru, satu pena, satu buku dapat mengubah dunia. Pendidikan adalah satu satunya. Pendidikan yang utama.”
Sekjen PBB Ban Ki Moon menyerukan 12 Juli sebagai Hari Malala.
Selamat ulang tahun Malala !