Perjalanan hidup manusia tidak lepas dari budaya, dan sering kali ketegangan etnis mengancam perdamaian dunia. Harapannya adalah bahwa pendidikan multicultural bisa memberikan kontribusi dalam membentuk bangsa kita menjadi lebih menyerupai apa yang diimpikan oleh Martin Luther King, Jr “satu bangsa di mana anak-anak tidak hanya akan dinilai melalui warna kulit mereka, tetapi juga oleh karakter mereka.
Pendidikan multicultural adalah pendidikan yang menghargai keragaman dan mencakup perspektif dari berbagai kelompok budaya. Ada keyakinan bahwa anak-anak berwarna harus diberdayakan dan bahwa pendidikan multicultural menguntungkan semua siswa. Satu tujuan penting dan pendidikan multicultural adalah kesempatan pendidikan yang sama untuk semua siswa, termasuk menghapus kan perbedaan prestasi akademis antara siswa-siswi dari kelompok mayoritas dan siswa-siswi dari kelompok minoritas (Bennett, 2007)
Dalam pembelajaran di sekolah-sekolah sering kali guru tidak menyadari apa yang dikatannya kepada siswa, padahal, yang dikatakannya tersebut menyinggung siswanya. Hal tersebut diakibatkan guru tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang budaya siswa yang bersangkutan. sebagai contoh, seorang guru dari Jawa yang mengajar di Papua, mengatakan kepada siswanya, “Kamu tidak boleh tidur dengan babiMu, itu tidak baik, kotor…”. Padahal anak tersebut sangat mencintai babi tersebut, maka yang terjadi ialah anak tersebut tidak mau lagi bersekolah karena gurunya melarangnya untuk tidur dengan babi. Oleh karena itu guru diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengajaran yang relevan terterhadap suatu budaya.