Jumat, 08 Juni 2012

Mau Kuliah, tapi masih Galau? (untuk Sumba Timur)



Ujian Nasional telah dilalui dan hasil ujian sudah diketahui, ada banyak yang lulus dan ada juga yang belum beruntung. Teman-teman yang sudah lulus SMA dan para orang tua pasti sudah ada yang mentukan mau kuliah di mana atau mau kuliah apa. Dan pastinya ada yang masih galau mau kuliah di mana dan jurusan apa. Teman-teman yang baru saja lulus SMA harus menyadari bahwa saat ini adalah saat terakhir untuk memutuskan, teman-teman mau jadi apa. Keputusan yang diambil saat ini adalah jalan hidup yang akan teman-teman jalani ke depannya. Dalam menetukan pilihan harus dipikirkan matang-matang, baik itu dari kualitas diri, tempat kuliah, cita-cita, dan peluang kerja. Keempat hal tersebut merupakan hal-hal yang paling menentukan dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dunia kerja.
Berikut ini saya ingin berbagi tips untuk mentukan pilihan sebelum memutuskan tempat, jurusan kuliah. Tips-tips ini didasarkan pada kualitas diri, tempat kuliah, cita-cita dan peluang kerja.
1.       Kualitas diri, kualitaas diri yang dimaksud ialah kemampuan akademik dan non akademik yang teman-teman miliki yang akan menunjang penddikan di jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu saat ini, teman-teman harus berefleksi, tentang siapa saya?, dan kemampuan apa yang saya punya?. Dari hasil pengamatan saya di perguruan, ada banyak yang mengundurkan diri atau alih jurusan karena merasa tidak mampu untuk meneruskan pendidikan pada jurusan yang dipilih. Pengunduran diri dan alih jurusan pasti menimbulkan kerugian waktu dan biaya kuliah yang pastinya tidaklah murah. Tapi ada juga yang tetap memaksakan diri untuk melanjutkan kuliah, dengan tujuan akhir aasal dapat gelar.
2.       Tempat kuliah, Saat ini di Indonesia sedang bermunculan dengan pesat perguruan tinggi, dan yang pasti mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan mahasiswa baru. Berhati-hatilah, karena tidak semua kampus memenuhi syarat pendidikan baik dari segi fasilitas pendidikan ataupun tenaga pendidik. Hal ini sangat merugikan mahasiswa, karena tidak akan mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Carilah informasi yang cukup tentang perguruan tinggi yang akan dipilih, sebab ada banyak kampus abal-abal atau fakultas bodong yang dipaksakan keberadaannya karena alasan bisnis. Cara terbaik untuk menetukan tempat kuliah ialah dengan memperhatikan akreditasi dikti, hindari kampus yang hanya dengan modal ijin operasional. Intinya tempat kuliah menetukan kualitas lulusan, dan tingkat akreditasi perguruan tinggi memperbesar peluang lapangan kerja.
3.       Cita-cita, pada masa kecil kita sering ditanya “Ade kalau besar mau jadi apa?” dan kita menjawab “mau jadi doktei”. Yang menjadi pertanyaan saat ini, sesederhana itukah menetukan cita-cita itu?, tentunya tidak. Dalam menentukan cita-cita, saya berharap teman-teman dengan pertanyaan, “Saya mau jadi apa? Dan, untuk apa?”. Salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang efektif menurut Stephen R. Covey, yakni “merujuk pada tujuan akhir”, dalam menentukan pilihan kita sudah harus memiliki gambaran imajinasi tentang pilihan tersebut. Itulah pentingnya kita peerlu memutuskan kita mau jadi apa. “Untuk apa?” hal ini berkaitan dengan asas kebermanfaatan kita di masyarakat. Untuk apa kuliah tinggi-tinggi kalau hanya untuk mendapatkan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan keluarga. Lalu apa bedanya kita dengan orang yang tidak pernah kuliah.
4.       Peluang kerja, Aspek ini hampir sebagian orang tua dan teman-teman sekalian kurang mempertimbangkannya secara matang. Fakta yang ada di Sumba umum dan Sumba Timur khususnya, saat ini orang tua masih menginginkan anaknya kuliah untuk menjadi perawat, bidang atau petugas kesehatan lainnya. Padahal jika kita pandai membaca peluang, sebenarnya pegawai kesehatan memberikan peluang yang besar bagi lulusan SMA saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir sudah sangat banyak orang yang berlomba-lomba masuk jurusan kesehatan, dan sebagian besar mahasiswa yang berasal dari Sumba Timur mengambil jurusan kesehatan. Maka bisa dibayangkan dalam 3-4 tahun ke depan lulusan profesi kesehatan akan berkelipahan di Sumba Timur. Akibatnya, peluang untuk mendapat pekerjaan menjadi semakin kecil.
Jangan Jadikan PNS sebagai Cita-cita
                Menjadi Pegawai Negeri Sipil, menjadi dambaan setiap orang, karena menjadikan penghidupan yang lebih layak. Tapi kita harus realistis, bahwa untuk menjadi PNS tidaklah mudah. Oleh karena itu, buat hidup kita penuh dengan pilihan, jangan jadika PNS satu-satunya pilihan. Sebab ada kemungkinan kita tidak diterima menjadi PNS. Saya tidak bermaksud mengajak teman-teman untuk menjadi pesimis, tapi ssaya ingin mengajak kita semua untuk menyadari bahwa ada kemungkinan terburuk dari setiap pilihan. Nah, dalam mengambil jurusan kuliah, carilah jurusan yang memberikan kesempatan kerja bagi lulusannya di beberapa bidang.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar